Faktor Pemicu Harga Properti
Selalu Naik
Ketimbang berinvestasi saham, reksadana, atau obligasi,
sebagian investor saat ini lebih melirik investasi properti sebab dipandang
punya banyak keunggulan. Lantas seberapa menarikkah bisnis properti hingga
menyebabkan nilainya nyaris tak pernah terjun drastis?
Harus terus dicamkan, bahwasanya fakta membuktikan luas
daratan di bumi tidak pernah bertambah secara signifikan, (bahkan cenderung
berkurang) sementara jumlah penduduk selalu meningkat. Hal ini berlaku di
seluruh permukaan bumi, termasuk Indonesia.
Fakta lainnya adalah tidak akan pernah ada properti
yang sama persis, khususnya mengenai lokasi. Faktor kelangkaan dan keunikan
properti inilah yang menjadi pola pikir mendasar bagi sebagian besar pebisnis
untuk berinvestasi di bidang properti.
Melansir Rumah.com, berikut
faktor lain yang mengakibatkan harga properti terus meningkat tiap tahunnya.
1.
Kekurangan Hunian
Hingga tahun ini, Pemerintah dalam hal ini Kementerian
PUPR mencatat backlog atau kesenjangan kebutuhan perumahan di Indonesia masih
sekitar 11 juta unit.
Jumlah ini bisa jadi akan semakin meningkat seiring dengan
angka pertumbuhan penduduk. Inilah yang akhirnya membuat harga rumah selalu
naik, sebab permintaan yang meningkat tidak sejalan dengan pasokan huniannya.
2.
Sulitnya Mencari Rumah Kelas Menengah
Bawah
Kebutuhan rumah untuk kalangan menengah ke bawah mempunyai
porsi terbesar di Indonesia. Kelas menengah ke bawah ini adalah keluarga yang
berpenghasilan di bawah kisaran Rp5 Juta per bulan.
Untuk mengatasi problem ini, Pemerintah bersama
sejumlah pemangku kepentingan bahu-membahu menyukseskan Program Sejuta Rumah
yang diluncurkan sejak tahun 2015 silam. Hasilnya, di tahun 2016 pasokannya
mencapai 805.169 unit rumah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
3.
Situasi Pasar yang Terbuka
Potensi pasar properti di Indonesia sangat terbuka luas
untuk investor swasta di semua kelas, termasuk pasar kelas menengah ke bawah.
Di mana hal ini tidak berlaku di luar negeri yang properti kelas menengah ke
bawah diurus langsung oleh pemerintah.
4.
Investor Punya Kendali Sendiri
Jika Anda berinvestasi di sektor pasar modal seperti
saham, reksadana, atau emas sekali pun, kondisi ekonomi secara global menjadi
penyebab naik turunnya nilai investasi Anda. Hal ini tentu saja tidak dapat
Anda kendalikan karena sifatnya yang mengikuti mekanisme pasar.
Inilah yang membedakan investasi jenis lain dengan
properti, di mana harga akan cenderung selalu naik dan Anda dapat menentukan
keuntungan investasi dengan cara memilih lokasi yang tepat maupun melakukan
renovasi untuk meningkatkan nilai jual propertinya.
5.
Tidak Perlu Dijual Demi Untung
Investasi di pasar modal dan barang berharga seperti
emas mengharuskan Anda untuk melakukan penjualan saat harga naik, jika ingin
mendapatkan keuntungan. Di lain sisi, ini tidak berlaku pada investasi
properti, karena Anda dapat memilih untuk menyewakannya kepada orang lain.
Keuntungan inilah yang
menjadikan investasi properti di kota besar tubuh pesat. Bahkan Jakarta saat
ini menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat nomor tujuh se-Asia.
Klaim tersebut merujuk Survei Urban Land Institute dengan masukan dari
Pricewaterhouse Coopers (PwC) LLP.
No comments:
Post a Comment