Tarif Tol Naik,
Mending Cari Rumah
Dekat Stasiun KRL
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) No. 799/KPTS/M/2016 Tanggal 14 Oktober 2016 Tentang
Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Tol Jakarta-Cikampek, maka pada 22 Oktober 2016
Pukul 00.00 akan diberlakukan tarif baru.
Ruas Tol Jakarta-Cikampek merupakan ruas tol yang
menghubungkan jalan tol dari Cawang ke Cikampek dan melintasi Kota Jakarta
Timur, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Purwakarta.
Anggota Badan Pengatur jalan Tol (BPJT) Unsur Profesi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Koentjahjo mengungkapkan,
penyesuaian tarif tol tersebut dilakukan berdasarkan angka inflasi selama dua
tahun terakhir yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terendah di
wilayah yang dilalui jalan tol tersebut, yakni wilayah Bekasi sebesar 8,13
persen.
“Berdasarkan inflasi selama 2 tahun dari beberapa kota
yang dilalui, diambil yang terendah dari data BPS adalah wilayah Bekasi.
Hasilnya 8,13 persen, sehingga tarif tol terjauh untuk golongan I yang semula
Rp13.500 menjadi Rp15.000,” papar Koentjahjo.
Perubahan tarif untuk masing-masing golongan di Ruas
Tol Jakarta-Cikampek (Tarif Tol Cawang-Cikampek) adalah sebagai berikut:
Sebagai pengguna setia Tol Jakarta-Cikampek, Yanti
Koesnan, yang bekerja di pusat bisnis Sudirman mengaku cukup pilu akan
keputusan baru ini.
Sebabnya, kenaikan tarif tol akan berpengaruh terhadap budget transportasi yang
ia siapkan per bulan.
“Diluar bensin, Saya biasanya menyisihkan Rp600 Ribu
untuk bayar tol ruas Jakarta-Cikampek. Namun dengan adanya kebijakan baru, maka
ada penambahan bujet menjadi Rp660 Ribu. Sedikit memang, tapi seharusnya
kenaikan disertai dengan perbaikan,” ujarnya.
Menurut Yanti, kondisi lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek
setiap harinya masih tetap padat merayap. Terutama di pagi dan jam pulang
kantor. Tak pelak, ia harus berangkat kerja sehabis subuh dan pulang lebih awal
demi menghindari kemacetan parah.
Nasib
serupa dialami Rima Mayang, karyawan yang bekerja di salah satu stasiun
televisi swasta. Ia
terpaksa berangkat dari rumahnya di perumahan Wisma Jaya, Bekasi Timur,
sebelum pukul 05.00 WIB.
Harapannya, agar bisa tiba di Stasiun Kereta Rel
Listrik (KRL) Bekasi tepat pukul 05.10 WIB lalu mendapatkan bangku kosong
pada kereta yang berangkat pada pukul 05.25 WIB.
Telat
lima menit saja, besar peluang ia tidak menemukan bangku kosong dan harus
berdiri sampai di stasiun transit (Juanda).
Kendati naik KRL tak senyaman menggunakan mobil
pribadi, namun kereta menjanjikan bebas macet meski terkadang mengalami
gangguan. Oleh karenanya, Rima hanya butuh waktu kurang dari satu setengah jam
untuk tiba di kantornya di bilangan Daan Mogot.
Dengan waktu keberangkatan yang sama dengan Rima, Yanti
yang menggunakan mobil pribadi butuh waktu dua jam agar bisa duduk di kursi
kerjanya.
Membandingkan sisi ongkos, sudah pasti KRL lebih hemat
pasalnya tiket kereta sekali jalan hanya Rp3.000 saja. Jika dikali masa kerja
22 hari dalam satu bulan, maka ongkos KRL Rima berkisar Rp132 Ribu. Berbeda
jauh dengan tarif tol, bukan?
Rekomendasi
Hunian Dekat Stasiun
Mengingat alokasi bujet untuk KRL sangat terjangkau, tidak
ada salahnya untuk Anda mencoba beraktivitas dengan transportasi publik satu
ini. Apalagi saat ini kereta commuter
line sudah menghadirkan kenyamanan dengan AC dan kursi yang empuk.
Terlebih bagi Anda yang tengah mencari hunian di area
Bekasi, berikut Rumah.com sarankan beberapa perumahan yang punya akses dekat
dengan Stasiun KRL di sana.
1. Casa
de Bali
Sesuai dengan namanya, unit di perumahan ini memang
mengusung desain arsitektur Bali dengan sentuhan modern. Harga terendah yang
dipasarkan adalah rumah tipe Amartha (60/70) senilai Rp850 Juta.
Lokasi
perumahan ini berada 5,2km dari Stasiun KRL Bekasi. Tak pelak hanya perlu waktu
15 menit berkendara motor untuk tiba di sana.
Konsep hunian yang sama pun dianut perumahan
garapan Madani Kreasi Land yakni unsur Bali modern. Bedanya harga
rumah di sini relatif lebih terjangkau karena tersedia tipe sederhana (36/72)
yang dipatok Rp400 Jutaan.
Jika penghuni Casa de Bali menghabiskan waktu tempuh 15
menit antara rumah dengan stasiun, penghuni Telaga Nirwana Residence butuh
waktu lebih dari itu. Sekitar 20 menit dengan motor. Sebabnya, radius rumah
dengan stasiun memang lebih jauh, yakni 6,5km.
Bila ingin lebih dekat dengan stasiun bahkan hanya
perlu berjalan kaki, maka tinggal di apartemen adalah pilihan terbaik.
Seperti
misalnya Tamansari Urbano yang terpaut 500 meter saja. Estimasi jarak ini
memungkinkan Anda mencapai stasiun kurang dari 15 menit (jalan kaki).
Karena membidik konsumen kaum urban yang muda dan
aktif, apartemen menyediakan beberapa fasilitas untuk memanjakan para
penghuninya. Meliputi kolam renang, trek bersepeda hingga pusat kebugaran.
Karena posisinya lebih jauh sedikit (1,7km), maka dari
Grand Centerpoint Apartemen ke stasiun lebih praktis jika menumpang ojek
pangkalan atau ojek berbasis aplikasi.
Namun bila tetap ingin berjalan kaki demi menggerakan
badan, perkiraan waktu yang harus Anda ketahui sekitar 16 menit.
Pembangunan apartemen ini
sendiri sudah rampung. Unit 1 bedroom dengan semi gross 21/18.3 m2 dijual
dengan harga Rp274 Juta, dan 2 bedrooms dengan semi gross 33,5/29,3 dijual
dengan harga Rp406 Juta.
No comments:
Post a Comment